Wednesday 28 July 2010

bersajak

Ketika aku mendengar khbar itu,
hatiku terguris dalam sedalam laut bumi,
hati bagaikan di robek sang helang megah,
aku kedu terdiam malu meluahkannya,
lalu aku lemparka senyumanku, senyuman palsuku
senyuman yang menghalang duka dari terlihat,
terlihat si mata yang kasar biar aku menanggu pedih ini.

Aku bertanya pada Allah,
Mengapa Dia mengutus mu andai ini berlaku,
aku benar-benar perit menangguh pilu ini,
mengapa ini perlu terjadi?
Tapi baruku ingat bahwa biar Allah sakiti aku,
Jangan Allah sakiti dia, bagiku cukup dugaan yang menimpa dirimu

Sejujurnya aku bersyukur dapat mengenali dirimu,
Walaupun engkau tidak mencintaiku,
aku tahu bahwa engkau lebih mencintai temanku,
selamat berbahagia di samping orang dirimu sayang,
Aku di sini mendoakan kebahagian kamu berdua.

Pada temanku,
Jangan engkau lukai hatinya,
kerana hatinya pernah dilukai perit,
sejujurnya terasa berat hatiku melihat menderitanya,
sejujurnya teman, engkau beruntung kerana mendapat kasih daripadanya,
maka jangan engkau mendustai hatinya.

No comments:

Post a Comment